4 Ayam Dengan Harga Jual Tinggi di Indonesia
warunghijau.com - Jika biasanya Anda hanya merogoh kocek Rp 30 ribu-Rp 50 ribu untuk mendapatkan seekor ayam, namun harga itu tidak berlaku untuk empat ayam paling mahal di Indonesia ini.
Dijual dengan harga selangit, keempat ayam ini memiliki pesona dan keunikan tersendiri, sebutlah ayam Cemani yang kini diburu para kolektor ayam dunia.
Ayam ini sangat spesial karena memiliki warna bulu, kulit, daging, darah sampai tulang-tulangnya hitam pekat.
Di Amerika Serikat, harga seekor ayam Cemani bisa dijual harga US$ 2.500 atau setara dengan Rp 28,08 juta, tak kalah fantastis dari itu harga ayam Cemani di Indonesia menembus Rp 40 juta per ekor.
Baca juga: 6 Jenis Ayam Pedaging Terbaik di Dunia
Ayam Cemani ternyata cuma satu dari empat ayam yang paling mahal di Indonesia. Berikut 4 ayam termahal di Indonesia:
1. Ayam Pelung
Ungas yang dikenal dengan ayam Pelung ini memiliki tiga sifat genetik yang cukup unik, ayam jago tersebut berpostur tinggi dan memiliki suara kokok yang khas, panjang, mengalun dan berirama namun tak hanya itu, ayam ini juga tumbuh dengan cepat.
Meski demikian, bulunya tak memiliki pola khas, namun biasanya warna bulunya terdiri dari campuran merah dan hitam, kuning dan putih, atau hijau mengkilat.
Saat ini, ayam pelung semakin populer dan diminati masyarakat umum, wisatawan dalam dan luar negeri, bahkan Putra Kaisar Jepang pernah menyambangi Cianjur untuk melihat proses peternakannya.
Uniknya, setiap tahun di Cianjur digelar kontes ayam pelung yang diikuti pecinta ayam dari wilayah Jawa Barat dan Jakarta, kata pelung berasal dari bahasa sunda Mawelung atau Melung yang artinya melengkung sesuai dengan bunyi kokok unggas super mahal ini.
2. Ayam ketawa
Dulunya ayam ini dpelihara dan diternak oleh para bangsawan di kerajaan Bugis, Sulawesi Selatan, ayam ketawa merupakan simbol status sosial dan budaya bangsawan yang agah berani, pantang menyerah, dan sukses.
Secara fisik, unggas yang juga dikenal dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur ini hampir mirip dengan ayam kampung biasa, mulai dari bentuk, ukuran, gerak-gerik dan warna warni bulunya menyerupai ayam kampung, mengembangbiakkan dan memelihara unggas ini juga tak sulit, sama seperti ayam lainnya.
Pertama adalah Gretek, ayam Ketawa yang mengeluarkan suara orang ketawa dengan jarak antara suara tertawa cepat saat berkokok, kedua gaga, ayam ketawa yang interval suara tawanya lambat dan terputus seperti nyaris berhenti tapi masih berlanjut dan yang terakhir dodo, kokoknya menyayat hati pendengarnya.
Baca juga: 5 Hal Tentang Ayam Cemani, Ayam Indonesia Yang Mendunia
3. Ayam Kukuak Balenggek
Keunikan ayam ini terletak pada alunan suara kokoknya, ayam asal Sumatera Barat (Sumbar) ini memiliki irama kokok bertingkat mulai dari 3 hingga 12 lenggek bahkan 19 lenggek yang mana kokok ayamnya pun terdiri dari 6-15 suku kata tergantung faktor genetik dan pelatihan yang diterimanya.
Nilai jual ayam kukuak balenggek terletak pada kokoknya tersebut, semakin banyak tingak suku katanya maka semakin mahal pula harganya, pengalaman sebagai jawara lomba ayam juga bisa menambah nilai jualnya.
Ayam ini memiliki mata yang tajam dan bercahaya, sementara bentuk badannya proporsional, lincah dan kuat dan semakin bagus posturnya maka semakin menarik irama lenggeknya, bulunya sendiri memiliki banyak variasi warna seperti merah, kuning, putih atau kombinasi dari sejumlah warna tersebut.
4. Ayam Cemani
Para penggemar ayam dari luar negeri, bahkan seorang peternak asal Amerika Serikat (AS), banyak menerima pesanan untuk ayam ini, keistimewannya terletak pada warna tubuhnya yang serba hitam.
Bukan hanya bagian luarnya saja yang diselimuti warna hitam pekat, organ tubuh, kuku, serta dagingnya pun berwarna hitam legam.
Bahkan lingkar matanya pun hitam. Keunikan tersebut yang membuat harganya melambung sangat mahal, meski di jual seharga Rp 28 juta di AS, di Indonesia harganya bisa mencapai Rp 40 juta.
Unggas yang lidahnya juga hitam ini dipercaya penduduk setempat memiliki kekuatan magis jadi tidak heran, di Jawa Tengah, ayam ini digunakan sebagai sesajen dalam sejumlah ritual.
Leave your comment
Note: HTML is not translated!